Infografis

Delapan Patung Sukarno untuk Blitar Bumi Bung Karno

Sebagai kota berjuluk Bumi Bung Karno, Blitar begitu istimewa dengan keberadaan delapan patung Sukarno yang dimilikinya. Patung-patung ini dibangun untuk mengukuhkan Blitar sebagai Bumi Bung Karno

Gong Perdamaian

Gong perdamaian dunia ini menjadi simbol sosok Sukarno dengan kenegarawanannya yang sangat mendunia.

Filosofi Arsitektur Perpustakaan Bung Karno

Perpustakaan Bung Karno dibangun dengan filosofi yang mendalam. Bangunan utamanya dibuat mengacu pada Candi Penataran yang telah akrab bagi masyarakat Blitar

Perpustakaan Bung Karno

Perpustakaan Proklamator Bung Karno berada satu kompleks dengan Makam Bung Karno

Istana Gebang

Istana Gebang merupakan rumah milik kakak Bung Karno, Sukarmini atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo.

Makam Bung Karno

Tepat sehari setelah wafat di Jakarta pada 21 Juni 1970 jenazah Sukarno dikebumikan di Blitar atas keputusan Presiden Soeharto dengan berlandaskan pada Surat Keputusan Presiden RI Nomor 44 Tahun 1970 tentang Penyelenggaraan Upacara Pemakaman Kenegaraan Sebagai Penghormatan Negara Kepada Almarhum Dr. Ir. Sukarno Sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia

Tonil Pembangkit Semangat Kebebasan Indonesia

Selama di pengasingan Ende, Sukarno aktif dalam membina grup sandiwara dengan nama Klub Tonil Kalimutu.

Danau Kelimutu

Dari tempat inllah beliau menghasilkan naskah drama berjudul Rahasia Kelimutu

Kisah Pohon Sukun

Di bawah pohon inilah Sukarno mendapat ilham Pancasila

Taman Renungan Bung Karno

Di taman ini Bung Karno sering merenung hingga akhirnya melahirkan gagasan tentang Pancasila sehingga diberi nama Taman Renungan Bung Karno.

Rumah pengasingan Ende

Bung Karno diasingkan di Ende, Flores selama 4 tahun mulai 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938.

SUKARNO DI PENGASINGAN ENDE

Di Pengasingan Ende Sukarno sering berkontemplasi hingga bisa melahirkan gagasan Pancasila

Lapangan Barakan Tempat Sukarno Bermain

Lapangan Barakan menjadi tempat bermain Bung Karno bersama teman-teman sebayanya sesama anak pribumi.

Europeesche Lagere School (ELS)

R. Sukeni memindahkan Sukarno ke ELS agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Sekolah Tweede Klassen Inland School

Pada tahun 1907 - 1912 Sukarno menempuh pendidikan di Sekolah Ongko Loro (Tweede Klassen Inland School) yang merupakan Sekolah Rakyat dengan lima tingkatan kelas.

Pindah Rumah di Jalan Residen Pamuji

Berhubung rumah di Jalan Gajah Mada sering banjir ketika hujan, R. Sukeni memutuskan untuk pindah menyewa rumah di Jalan Residen Panji.

Rumah Tinggal di Jalan Gajah Mada

Bung Karno juga pernah tinggal di Jalan Gajah Mada

NAPAK TILAS BUNG KARNO DI MOJOKERTO

Pemerintah Mojokerto membangun tujuh tugu “tetenger” Presiden Sukarno di tahun 2023 sebagai prasasti napak tilas perjalanan hidup Bung Karno yang masa kecilnya pernah hidup di Mojokerto

Ndalem Pojok Tempat Bulan Madu Bersama Inggit

Bung Karno dan Inggit menyempatkan tinggal di Ndalem Pojok untuk berbulan madu

Pohon Kepuh, Awal Mula Menggali Pancasila

Pada pidato 1 Juni 1945, Bung Karno mengatakan bahwa ia menggali Pancasila sejak 1918, yaitu ketika masih menjadi pelajar di HBS Surabaya.

Pohon Beringin Tempat Berlatih Pidato

Di salah satu sudut halaman Ndalem Pojok terdapat sebuah pohon beringin tua yang kala itu menjadi tempat favorit Bung Karno muda untuk berlatih pidato dan berorasi

Alasan Peci Sukarno Miring ke Kiri

Sukarno yang semakin tumbuh sehat dan aktif senang bermain dan berlarian di halaman Ndalem Pojok hingga sempat terjatuh dan menimbulkan luka di dahi kiri yang berbekas hingga dewasa.

Tempat Kusno Berganti Nama Menjadi Sukarno

Kusno yang sakit keras hingga kritis sewaktu kecil, di rumah inilah Kusno menjalani sepenggal masa kecilnya dalam proses perawatan intensif tahun 1902-1907 hingga berganti nama dari Kusno menjadi Sukarno

Kantil untuk Meminang Ida Ayu

Ndalem Pojok menjadi saksi bisu asmara Raden Sukeni dan Ida Ayu

Ndalem Pojok Kediri Penuh Cerita

Bermula dari peristiwa sejarah setelah perang Jawa berakhir, R.M.P. Soemohatmodjo hijrah dari keraton ke wilayah lereng Gunung Kelud dan kemudian mendirikan rumah yang sampai saat ini dikenal sebagai Ndalem Pojok

Wisma Singgah Raden Sukeni

Ia sempat tinggal sendiri di sebuah rumah singgah yang terletak di Desa Rejoagung, Ploso, Jombang sebelum akhirnya ia memboyong keluarganya untuk tinggal di rumah gang buntu

Sekolah Tempat Raden Sukeni Mengajar

Saat di Ploso Jombang, ayah Bung Karno yakni Raden Sukeni Sosrodihardjo mengajar di Sekolah Ongko Loro.

SDN Ploso, Jombang

Menurut Titik selaku Kepala Sekolah, dalam buku Induk Nomor 1, dengan nomor induk 535 tercatat atas nama Kusno.

Tempat Bung Karno Bersekolah

Bung Karno pernah mengenyam pendidikan di Jombang di sebuah Sekolah Rakyat hingga November 1907.

Rumah Masa Kecil Bung Karno

Bung Karno pernah tinggal di Dusun Gang Buntu, Desa Rejoagung, Jombang saat ayahnya mendapatkan tugas menjadi mantri guru di wilayah Ploso.

Sepenggal Masa kecil di Jombang

Bung Karno turut meninggalkan jejaknya di Jombang, tepatnya di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.

Langgar Dukur Kayu

Langgar atau mushola yang terletak di kawasan Peneleh dan berdiri sejak tahun 1893 ini menjadi tempat Sukarno kecil mengaji.

Hogere Burger School

Hogere Burger School (HBS) adalah sebuah sekolah menengah setingkat SMP sampai SMA tempat sukarno bersekolah.

Rumah Roeslan Abdulgani

Rumah Roeslan Abdulgani dahulu sering dijadikan tempat berkumpulnya para pemuda tokoh perjuangan

Inlandsche School Soeloeng

Sekolah ini merupakan tempat ayah Sukarno, Raden Sukeni Sosrodihardjo mengajar di Surabaya.

Rumah Kos H.O.S Cokroaminoto

Rumah H.O.S Cokroaminoto menjadi tempat bersejarah bagi Sukarno yang indekos di sana saat menempuh Pendidikan di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya.

Rumah Lahir Bung Karno di Surabaya

6 juni 1901 Bung Karno lahir di sebuah rumah yang terletak di Jalan Pandean IV No 40 Peneleh RT 004/RW 013, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya

Blitar : Tempat Peristirahatan Terakhir Sang Putra Fajar

Tanggal 22 Juni, atau sehari setelah kematiannya, jenazah Sukarno dibawa ke Bitar dan dimakamkan bersebelahan dengan makam ibunya.

Air Mata Dwitunggal di Akhir Hayat Sukarno

Bung Hatta datang menjenguk sahabat seperjuangannya. Keduanya saling berpegangan tangan dan Hatta begitu tak kuasa menahan tangis melihat kondisi sang sahabat yang begitu memprihatinkan

Rachmawati Setia Menemani Hari-Hari Terakhir Sang Ayahanda

Saat Bung Karno harus dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto karena kondisinya yang semakin kritis, Rachmawati setia menemani Bung Karno hingga nafas terakhirnya.

Dari Kusno menjadi Sukarno

Dengan mengubah nama Kusno menjadi Sukarno, sang bapak berharap anaknya segera terbebas dari penyakit yang sering dideritanya.

Menghibur Diri dengan Buku.

Di masa kecil Bung Karno untuk menghibur diri, ia akan memilih masuk kamar dan mulai membaca buku yang menjadikan pemikiran Bung Karno terasah tajam hingga ia tumbuh besar menjadi seorang pemimpin bangsanya.

Diramal Akan Sukses

Sejak kelahirannya, banyak orang meyakini kelak Bung Karno akan menjadi orang sukses. Dua tokoh besar HOS Cokroaminoto dan Douwes Dekker juga meyakini kalau Bung Karno kelak akan menjadi orang besar.

Kelahiran Bung Karno disambut Letusan Gunung Kelud

Letusan Gunung Kelud yang terjadi kala Bung Karno lahir, semakin menguatkan pratanda alam menyambut kehadirannya di atas jagat raya.

Awal Kisah Bersama Fatmawati

Bung Karno berjumpa dengan Fatmawati saat putri Hasan Din tokoh Muhammadiyah itu berusia belasan tahun

Pindah ke Bengkulu

Karena pemikiran dan pengaruh Bung Karno masih hidup selama di pengasingan, Belanda memindahkan Bung Karno ke Bengkulu.

Penderitaan Batin di Ende : Kehilangan Dua Orang Tersayang

Ende telah menjadi tempat yang akan terus dikenang oleh Bung Karno, selain tak bisa mendapatkan kawan Bung Karno harus kehilangan banyak orang.

Penjara Terbuka di Ende

Belanda kembali memberi hukuman pada Bung Karno dengan diasingkan ke daerah terpencil bernama Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur

Bahasa Isyarat dari Sukarmini

Selain menggunakan telur, Bung Karno juga menggunakan bahasa isyarat untuk mendapatkan perkembangan informasi di luar penjara.

Sandi Telur di Sukamiskin

Inggit, sang istri yang setia akan mengirimkan telur yang telah diberi tusukan dengan jarum. Banyaknya tusukan yang ada pada telur mengandung makna tertentu.

Banceuy dan Kepahitannya

Banceuy merupakan rumah tahanan, dimana hal ini menjadi titik awal kesengsaraannya untuk terus merasakan pahitnya hidup dalam kurungan.

Wisma Nusantara

Wisma Nusantara adalah pencakar langit pertama di Jakarta

Jembatan Semanggi : Menyatukan Berbagai Wilayah di Ibu Kota

Menurut Bung Karno, susunan daun semanggi bisa melambangkan persatuan bangsa ini. Dengan bersatu kita akan menjadi kuat, demikian pula Jembatan Semanggi itu menyatukan berbagai wilayah ibu kota sekaligus berarti mempersatukan segenap bangsa ini

Hotel Indonesia : A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together

Hotel Indonesia merupakan hotel bintang 5 pertama yang dibangun di Jakarta, Indonesia.

Patung Pancoran Patung Dirgantara : Permintaan Sukarno untuk Menampilkan Keperkasaan Bangsa Indonesia di Bidang Dirgantara

Monumen Dirgantara, juga dikenal sebagai Monumen Patung Dirgantara Pancoran, adalah sebuah patung monumen yang mulai didirikan pada tahun 1965 atas prakarsa Presiden Sukarno

Monumen Nasional

Presiden pertama Indonesia, Soekarno, memiliki visi untuk membangun sebuah monumen yang akan menjadi simbol kemerdekaan dan kebanggaan bangsa. Hal ini kemudian terwujud dalam pembangunan Monumen Nasional yang dimulai pada tahun 1961 dan selesai pada tahun 1975

Masjid Istiqlal : Simbol Kerukunan Beragama di Indonesia

Atas pemikiran Sukarno, pembangunan Masjid Istiqlal di seberang Gereja Kathedral bertujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Gelora Bung Karno : Karya Besar dari Buah Pikir Sukarno

Bung Karno merupakan konseptor dari kontruksi Gelora Bung Karno yang memiliki fitur khusus berupa atap baja besar yang membentuk cincin raksasa yang disebut “temu gelang”.

Fidel Castro : Kawan Terbaik

Selain dekat dengan Kennedy, Bung Karno juga menjalin persahabatan yang hangat dengan Presiden Kuba, Fidel Castro

Kennedy : Teman yang Paling Mengerti

Kennedy menjadi presiden pertama dari Amerika Serikat dan satu-satunya yang terhadapnya Sukarno mempunyai perasaan baik. Persahabatan pun tercipta secara begitu alami dan mesra di antara keduanya.

Arif : Supir Taksi & Teman Sejati

Arif merupakan seorang supir taksi langganan Bung Karno di tahun 1930-an

Oei Hong Kian : Dokter Gigi yang Murah Hati

Oei Hong Kian adalah seorang dokter gigi yang sering melayani pemeriksaan kesehatan gigi Bung Karno

Riwu Ga : Pembantu dan Pengawal Bung Karno

Bagi generasi sekarang, mungkin hanya sedikit yang tahu tentang seorang Riwu Ga. Namun dia sejatinya adalah terompet Proklamasi, yang diminta oleh Bung Karno, untuk mengumandangkan kepada seluruh masyarakat Jakarta, karena Indonesia sudah merdeka.

H.O.S. Cokroaminoto : Guru Segala Guru Bagi Bung Karno

H.O.S. Cokroaminoto merupakan ayah dari Siti Oetari, istri pertama Bung Karno. Jauh sebelum menjadi bapak mertuanya, H.O.S. Cokroaminoto memiliki peran besar dalam kehidupan Sukarno. Beliau adalah guru bangsa yang mampu mencetak tokoh-tokoh besar dan salah satunya adalah Sukarno.

Sarinah : Pengasuh dan Pembimbing Sukarno

Sarinah, salah satu perempuan yang berpengaruh dalam kehidupan Sukarno hingga namanya diabadikan sebagai nama pusat perbelanjaan pertama di Indonesia oleh Sukarno.

Bung Karno Penyayang Binatang

Bung Karno tak tega melihat burung terkurung dalam sangkar karena baginya hal itu sama saja dengan merampas kemerdekaan binatang

Bung Karno Suka Bercocok Tanam dan Merawat Taman

Meski sibuk dengan setumpuk urusan negara, Sukarno masih sempat meluangkan waktu untuk merawat tanaman di Istana Negara selepas shalat subuh.

Sifat Welas Asih Bung Karno Didikan dari Bapak

Raden Sukemi, ayah Sukarno menanamkan sejak dini pada diri Sukarno kecil untuk selalu melindungi dan menyayangi semua makhluk Tuhan karena semua ciptaanNYA tersebut memiliki hak hidup yang sama

Bung Karno Menciptakan Hasil Seni

Jangan dikira Bung Karno hanya mampu menikmati karya orang lain. Karena ternyata, ia juga piawai dalam menciptakan karya-karya menakjubkan yang bisa dinikmati oleh pecinta seni

Gemar Menonton Film Layar Lebar

Bung Karno menyukai film dengan genre sejarah dan biografi

Bung Karno Penikmat Keindahan dalam Lukisan

Bung Karno tak hanya menyukai lukisan tetapi beliau juga bisa melukis

Sukarno Penggemar Wayang Sejak Kecil

Pewayangan jadi salah satu perwujudan kecintaan Bung Karno pada seni

Cara Bung Karno Berdoa

Bung Karno setiap mengakhiri sholat wajib 5 waktu, dia tidak langsung bergegas begitu saja. Presiden pertama RI ini selalu duduk bersila sebentar untuk berzikir dan berdoa. Itulah Bung Karno dikenal bukan hanya sosok nasionalis tetapi juga religius

Gaya Makan Sukarno

Sejak jaman prakemerdekaan, Bung Karno sering masuk-keluar penjara berkali-kali dan terbiasa diberi jatah waktu makan tidak lebih dari lima menit. Karena hal inilah beliau terbiasa makan dengan cepat

Bung Karno : Presiden yang Bersahaja

Dalam kegiatan sehari-hari Bung Karno sering menggunakan pakaian yang sederhana meski ia sudah menjadi seorang presiden. Begitu pula dengan alas kakinya. Bung Karno lebih suka menggunakan sandal lama daripada harus membeli sandal baru.

Bung Karno Tak Mau Pakai Pakaian Daerah

Sebagai kepala negara, Sukarno memposisikan diri sebagai pihak netral yang berdiri di atas semua golongan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Tongkat Komando Bung Karno

Atribut lain yang sering melekat pada setiap kegiatan Bung karno adalah sebuah tongkat komando.

Peci Hitam : Identitas Diri & Bangsa

Bung Karno sering kali mengenakan atribut yang menjadi citra khasnya, yaitu peci hitam. Peci Bung Karno adalah buatan Sjarbaini yang berasal dari Bukittinggi

Citra Diri Sukarno

Rapi dan Estetik : Selera Busana Sukarno

Sebuah warta peringatan kemerdekan Republik Indonesia

Sebuah berita tercetak tentang peringatan hari kemerdekaan tahun 1946 tampak dari sebelah kiri presiden Ir. Soekarno dan sebelah kanan wakil presiden Moh. Hatta

Tantangan Pelaksanaan Ekonomi Berdikari

Inflasi Karena Kenaikan Harga Energi, Pelemahan Ekonomi Global ke Kinerja Ekspor dan Pemulihan Perekonomian Pasca Covid-19

Penerapan Ekonomi Berdikari Saat Ini

Pembanguna perkeretaapian, investasi Bisnis Kelapa Sawit, Kerjasama Penanggulangan Covid-19, Industri Bauksit di Dalam Negeri dan Meningkatkan Daya Saing UMKM

Prinsip Ekonomi Berdikari

Prinsip Ekonomi berdikari, memajukan ekonomi, mementingkan keadilan dan kemakmuran rakyat, memperjuangkan satu masyarakat yang adil dan makmur serta kemerdekaan secara utuh oleh bangsa Indonesia.

Apa Itu Berdikari Ekonomi ?

Mengupayakan dan mengusahakan sumber daya sendiri tanpa ketergantungan dari pihak asing namun tidak menutup kemungkinan bekerjasama secara adil dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak, serta bentuk imperialisme, kolonialisma dan feodalisme.

Trisakti

Sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat dan mutlak memiliki tiga hal yaitu Trisakti. Trisakti bermakna tiga dalam satu dan satu dalam tiga, artinya tiga aspek harus hadir bersama secara dinamik dama satu kesatuan.

SILAKAN: Layanan Anda Pesan Kami Antarkan

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 5 Tahun 2020 bahwa UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang perpustakaan dalam menghimpun, mengelola, melestarikan, mengembangkan dan mendayagunakan koleksi serta memiliki fungsi menyelenggarakan pelayanan, kerjasama, dan promosi perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pemustaka di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, maka perpustakaan membuat inovasi yang memudahkan pemustaka meminjam buku, melalui layanan antar buku dengan menggunakan fasilitas ojek online dalam hal ini menggunakan Grab Exspres.