Soekarno & Ibu Fatmawati
Soekarno & Ibu Fatmawati, Mualif Nasution & Nyonya berziarah ke makam Moh. Husni Thamrin di taman makam Karet Jakarta
Presiden Soekarno menjenguk ibu Fatmawati
Presiden Soekarno menjenguk ibu Fatmawati di rumah sakit yang baru melahirkan pada tgl. 4 Nopember 1945
Soekarno, Ny. Fatmawati bersama Guntur & Megawati
Presiden Soekarno, Ny. Fatmawati bersama Guntur & Megawati meninjau Pameran Horticultura di Pasar Minggu Jakarta
Soekarno
Presiden Soekarno, Ny. Fatmawati bergambar bersama PM India, Pandit Jawaharlal Nehru, Indira Gandhi bersama putra putri Sanjay & Rajiv
Soekarno dalam Kongres Bahasa Indonesia ke II
Pres. Soekarno membuka Kongres Bahasa Indonesia ke II dan ibu Fatmawati Soekarno melakukan pengguntingan pita 2
Soekarno dalam Kongres Bahasa Indonesia
Pres. Soekarno membuka Kongres Bahasa Indonesia ke II dan ibu Fatmawati Soekarno melakukan pengguntingan pita 1
Soekarno dan Ny. Fatmawati
Pres. Soekarno dan Ny. Fatmawati Soekarno beramah tamah dengan Syekh H. Tengku Muda Wali
Soekarno
Pres. Soekarno bersama Ibu Fatmawati berkeliling desa di Yogyakarta dengan sepeda tanggal 30 Agustus 1948
Soekarno dan guntur saat di new York
Soekarno dan Guntur di atap Empire State Building tahun 1956. Tokoh, d.ki.k.ka.: John F. Simmons (chief protocol of the US Department of State); Soekarno (presiden Republik Indonesia; Guntur Soekarnoputra (putra sulung Soekarno)
Soekarno muda
Fatmawati dan Soekarno
Foto lawas pertama tampak Ir. Soekarno tengah berbicara santai dengan sang istri, Fatmawati. Terlihat keduanya saling melempar senyuman manis satu sama lain.Bahkan, tatapan keduanya juga menjadi sorotan publik.
Momen Perjalanan Fatmawati Soekarno saat Berobat Darah Tinggi
Momen saat Fatmawati turun dari pesawat bersama rombongannya saat itu. Fatmawati tengah berada di Bandara Schiphol untuk transit beberapa hari sebelum terbang ke London. Menurut keterangan unggahan @arsip_indonesia, foto tersebut diambil pada tahun 1966. Foto lawas tersebut diambil masih dalam kondisi gambar hitam putih.
Nyonya Ir. Soekarno
Fatmawati bergirang hati mengenakan baju kimono
Soekarno dan Keluarga besarnya
Bung Karno & Ibu Fatmawati bergambar bersama ayahanda Rd. Sukemi Sosrodihardjo, ibunda Ida Ayu Nyoman Rai, Situchadijah (ibu dari Fatmawati) dan Hassabdi (ayahanda dari Fatmawati) pada th. 1943 di rumah Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta
Fatmawati Soekarno
tanggal 2 februari tahun 1955 PMI pelantikan fatmawati soekarno
Ulang tahun Megawati Soekarno Putri
Ulang Tahun Megawati hadir Pak Kasur dan Bu Kasur
Soekarno
1. Pengasingan Ir. Soekarno diawali dengan pertemuan politik di rumah Muhammad Husni Thamrin di Jakarta, pada tanggal 1 Agustus 1933. Ir. Soekarno ditangkap oleh seorang Komisaris Polisi ketika ke luar dari rumah Muhammad Husni Thamrin dan kemudian dipenjarakan selama delapan bulan tanpa proses pengadilan.2. Pada tanggal 28 Desember 1933, Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Ir. Soekarno (saat itu berusia 32 tahun) ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ir. Soekarno diasingkan atau dibuang ke Ende karena kegiatan politiknya membahayakan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.Ir. Soekarno dan keluarganya bertolak dari Surabaya menuju Flores dengan kapal barang KM van Riebeeck.3. Setelah berlayar selama delapan hari, mereka tiba di Pelabuhan Ende dan langsung melaporkan kedatangannya ke kantor polisi. Mereka lalu dibawa ke rumah pengasingan yang terletak di Kampung Ambugaga, Kelurahan Kotaraja. Di rumah pengasingan inilah Ir. Soekarno berserta istrinya, Inggit Garnasih; mertuanya, Ibu Amsi; dan kedua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika menghabiskan waktu mereka selama empat tahun. 4. Ir. Soekarno dan keluarganya menempati rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru.Selama di Ende dari tahun 1934-1938 salah satu hal yang paling penting adalah ketika Ir. Soekarno di tengah keterasingannya di bawah pohon sukun, sebagai salah satu tempat beliau menggali pemikiran tentang dasar Negara yang kemudian dirumuskan oleh Panitia Sembilan menjadi Pancasila pada tahun 1945.Pada tanggal 18 Oktober 1938 (tepat empat tahun, sembilan bulan dan empat hari). 5. Ir. Soekarno dipindah dari Ende ke Bengkulu.Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1951, Ir. Soekarno (saat itu sudah menjadi Presiden Republik Indonesia) mengunjungi Ende untuk pertama kalinya. Beliau bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyatakan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum. Pada kesempatan kunjungan kedua tahun 1954, Ir. Soekarno meresmikan rumah itu sebagai “Rumah Museum” pada tanggal 16 Mei 1954.
Soekarno
Bung Karno diapit oleh Pater G. Huytink, SVD (paling kiri) dan Pater A. Thijssen, SVD (kanan) ketika Bung Karno berkunjung ke Ende sebagai Presiden RI tahun 1950. (Repro HIDUP)
Soekarno
Dari tulisan J Pamudji Suptandar yang berjudul Rumah Tahanan Bung Karno di Ende, di buku Kisah Istimewa Bung Karno, diceritakan Bung Karno mengisi waktunya dengan berbagai macam kesibukan untuk menekan kesepian dan keasingan karena hidup jauh dari temen-temen seperjuangannya. Bung Karno membina grup sandiwara tonil dengan nama Klub Tonil Kalimutu, yang diambil dari nama danau yang tidak jauh dari Ende. Sedikitnya ada 13 naskah tonil yang dibuat Bung Karno di Ende, yakni Dokter Setan, Rendo, Rahasia Kelimutu, Jula Gubi, Kut Kutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, Nggera Ende, Amoek, Rahasia Kelimutu II, Sang Hai Rumba, dan 1945. Tema tonil diangkat dari cerita rakyat didukung tarian adat. Selain itu tonil juga dimainkan untuk membangkitkan semangat membebaskan Indonesia dari belenggu penjajah.
Soekarno
Setelah penyerahan kedaulatan RI, dubes serikat, Marle Cochran menyenggarakan surat-surat kepercayaan kepada presiden Soekarno di Istana Merdeka Jakarta, 30 Desember 1949.
Soekarno
Tak bermahkota tapi tetap disegani.
Soekarno
Setelah beberapa minggu di Parapat, mereka dihubungi oleh pihak Belanda. Perdana Menteri Belanda Willem Dress menyatakan ingin berbicara dengan pemimpin Republik Indonesia. Namun, Dress hanya mau berbicara dengan Sjahrir, bukan dengan Sukarno selaku Presiden RI saat itu. Sjahrir menyetujui permintaan itu. Tetapi Bung Karno menolak tegas. Saya menentang sama sekali siasat ini. Lagi-lagi berunding dalam kedudukan sebagai tawanan, kata Bung Karno mengingatkan Sjahrir. Tetapi Sjahrir bergeming. Dia tetap berangkat ke Jakarta. Ia berjanji hanya seminggu di Jakarta. Sementara Bung Karno dan Haji Agus Salim tetap mendekam di pengasingan di Parapat. Dan Sjahrir akhirnya tidak pernah kembali ke Parapat. Dia tidak pernah kembali. Dia tidak pernah melaporkannya kepadaku, keluh Bung Karno. Akhir Januari 1949, Bung Karno dan Haji Agus Salim dipindahkan ke Pulau Bangka. Keduanya menumpangi pesawat Catalina dan mendarat di rawa-rawa di Pulau Bangka. Di Bangka Bung Karno dan Haji Agus Salim berkumpul dengan pemimpin Republik yang lain, seperti Bung Hatta dan Ali Sastroamidjojo.
Soekarno
Presiden RI pertama Soekarno sempat merasakan menjadi tahanan politik bersama Haji Agus Salim. Semasa Agresi Militer Belanda II, keduanya diasingkan di kawasan Sumatera Utara hingga nyaris dibunuh.
Soekarno
Bung Karno menjelang diterbangkan dari Maguwo ke Prapat oleh tentara Belanda
Soekarno
Sutan Sjahrir, Sukarno, dan Haji Agus Salim bersiap-siap dipindahkan ke Parapat, pada 1 Januari 1949. Foto:
Soekarno
Foto Ir. Soekarno dan keluarga di Rumah Pengasingan di Ende, Flores, NTT.
Soekarno
Foto: Ir. Soekarno bersama Ibu Inggit di Ende
Soekarno
Foto Ir. Soekarno dan keluarga di Rumah Pengasingan di Ende, Flores, NTT.
Soekarno
Sukarno ketika diasingkan di Bengkulu pada 1939. Dia kemudian dibawa Belanda ke Padang. Foto: repro Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Soekarno
Sejarah mencatat, kisah heroik perjuangan Proklamator Soekarno atau Bung Karno di masa kolonial Belanda, tak bisa dilepaskan dari Kota Parapat, Simalungun, Sumatra Utara (Sumut).Parapat yang kini dikenal sebagai ikon wisata Danau Toba, pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Pertama RI, pada 4 Januari 1949.
Soekarno
Bung Karno - Pria dengan banyak wajah.
Soekarno
Foto terakhir Bung Karno yang didokumentasikan oleh Guruh Soekarno Putra pada tanggal 6 Juni 1970 di Wisma Yaso Gatot Subroto, Jakarta.
Soekarno
Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia karena Jepang menetapkan 'status quo' di Indonesia menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda, seperti contohnya peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris menjadi penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia. Pada awalnya, Indonesia dan Belanda diajak untuk berunding di Hoge Veluwe yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-15 April 1946, tetapi perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra dan Madura, tetapi Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja
Soekarno
Ir. Soekarno, Prof. Schermerhirn, Lord Killearn, Moh. Hatta dalam perpanjian linggarjati di Cirebon, 11-12 Nopember 1946.
Soekarno
Dalam rangka pendekatan yang dilakukan sekutu terhadap RI untuk memudahkan pelaksanaan tugas di Indonesia tanbggal 23 oktober 1945, presiden Soekarno dan Letjen Christison mengadakan pertemuan di jakarta. Hal mana secara tidak langsung mengakui eksistensi pemerintahan RI.
Soekarno
Menyambut mendiang presiden Soekarno ketika beliau mengadakan kunjungan ke Pakistan, paling kiri adalah mendiang menlu Zulfiqar Ali Bhuto, 20 September 1964
Soekarno
Presiden Soekarno bersama dengan Choestsjev
Soekarno
Emir Faisal Ibnu Abdul Aziz Al Saud menyambut kedatangan presiden Soekarno dalam acara kenegaraan ke saudi arabia
Soekarno
Presiden Soekarno didampingi perdana menteri denmark, H.C. Hansen memeriksa barisan pasukan kehormatan saat kunjungan Presiden Soekarno ke Denmark tahun 1963.
Soekarno
Presiden Soekarno bersama Presiden Eisenhower dan Mamie Eisenhower pada jamuan makan malam untuk menghormati kunjungan Presiden Soekarno, mei 1956.
Soekarno
KTT I GNB tanggal 1-6 September 1961 di Beogard, Yugoslavia. Presiden RI Ir. Soekarno dan Presiden Tunisia Habib Bourguiba (tengah) sewaktu istirahat sidang.
Soekarno
Presiden Soekarno bersama PM Tage Erlander dan Ny. Erlander, 3 Mei 1959.
Soekarno
Presiden Soekarno berkesempatan meninjau Mausoleum Lenin, di Kremlin tahun 1956.
Soekarno
Australian Relations rith Indonesia. Three Nations Good Offices Commitee 1946 - 1950. Good Offices Commitee Make Working visit to Surakarta (solo) and visit the Kraton at Solo, etc june 1948.
Soekarno
Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta
Soekarno
Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta
Soekarno
Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta
Soekarno
Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta
Soekarno
Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Thuis aan het werk (Bekerja di rumah) (Sumber : Soekarno Tabeh, 1967:120)
Soekarno
Soekarno
Man met vele gezichten (Pria dengan banyak wajah) (Sumber : Soekarno Tabeh, 1967:130)
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Soekarno
Bung Karno bersama keluarga, sebelah kanan guntur, kiri rahmawati, megawati di pangkuan ibu fatmawati, sukmawati.
Soekarno
Bung Karno dan Kakak Kandungnya Ibu Wardoyo dalam acara pernikahan Rahmawati tahun 1969.
Soekarno
Presiden Soekarno bersama keluarga tahun 1952, dari kiri ke kanan: Guntur, megawati, Rachmawati (berdiri). Presiden Soekarno, Sukmawati (berdiri), Ibu Fatmawati, Guruh Irianto (digendong).
Soekarno
Bung Karno, Ibu Fatmawati dan Guntur
Soekarno
Setiap ada kesempatan aku selalu mengunjungi ibuku tercinta, Ida Ayu Nyoman Rai, di Blitar. Beliaulah yang meramalkan bahwa aku akan menjadi pemimpin Bangsa Indonesia
Soekarno
Bung Karno bersama Ibu Fatmawati dan putra-putri
Soekarno
sebagai murid sekolah dasar duduk paling kanan di sebuah bendi. Foto ini jelas menggambarkan Soekarno bukanlah anak miskin yang bagaikan tokoh gembel dalam buku David Copperfield karya klasik Charles Dickens sebagaimana diceritakan soekarno kepada penulis otobiografinya Cindy AdamSalah satu foto langka Soekarno
Soekarno
Foto PNI : Tahun 1927 aku mendirikan PNI di antaranya bersana Dr. Samsi dan Mr. Iskaq. (Sumber : Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Edisi Revisi karya Cindy Adams, 2007 : 389)
Soekarno
Tahun 1927 aku mendirikan PNI diantaranya bersama Dr. Samsi dan Mr. Isqak
Soekarno
Presiden RIS, Soekarno tanggal 28 Desember 1949 tiba di Jakarta dari Yogyakarta untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai presiden RIS. Di lapangan terbang kemayoran Presiden Disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kolonel T.B. SImatupang dan Daan Jahja