Biografi

Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi

Bernama asli Naoko Nemoto, wanita cantik asal Jepang ini kemudian mengganti namanya setelah menikah dengan Presiden Soekarno menjadi Ratna Sari Dewi. Ratna Sari Dewi lahir di Tokyo, Kekaisaran Jepang pada 6 Februari 1940. Kini ia berusia 84 tahun pada tahun 2024

Potret wajah Bung Karno

This picture of Soekarno is a photo officially released by the Indonesian government and as such is in the public domain according to Article 14 item b of the Indonesia Copyright Law No 19, 2002

Soekarno dan guntur saat di new York

Soekarno dan Guntur di atap Empire State Building tahun 1956. Tokoh, d.ki.k.ka.: John F. Simmons (chief protocol of the US Department of State); Soekarno (presiden Republik Indonesia; Guntur Soekarnoputra (putra sulung Soekarno)

Soekarno muda

Fatmawati

Ny. Fatmawati menari Serampang dua belas dengan kawan-kawan dari Kementerian Penerangan

Kunjungan Fatmawati ke Solo

Ny. Fatmawati disambut meriah ibu-ibu di Aisyiah ketika berkunjung ke Solo dalam rangka kunjungan kerja sebagai ibu negara

Kunjungan Fatmawati

Ny. Fatmawati dalam suatu kunjungan kerumah yatim piatu di Jakarta.

Brainstorming antara Fatmawati dan Gerakan Wanita Marhaenis

Ny. Fatmawati bertukar fikiran dengan tokoh-tokoh dari Gerakan Wanita Marhaenis di Bandung mengenai perjuangan wanita menentang polygami

Fatmawati dan Guntur

Ny. Fatmawati bermain-main bersama Guntur di tepi Kolam yang dirancang & dibuat oleh Bung Karno

Fatmawati

Ny. Fatmawati bergambar bersama kakak dr kiri Ny. Siti Chadidjah (ibunda) Ny. H. Agus Salim, Ny. Fatmawati, Ny. Manuasa (isteri tokoh PNI asal Bali) dikediaman Jl. Sriwidjaja 7 Jakarta

Foto Fatmawati bersama Guntur dan Megawati

Koleksi foto ini berupa foto dengan latar warna hitam putih dengan posisi foto potrait. Tampak dari foto posisi depan Guntur, posisi tengah Megawati, dan posisi belakang Fatmawati. Dari foto tersebut tampak Fatmawati menggunakan kebaya sedangkan Megawati menggunakan riasan kepala yaitu bando dan Guntur menggunakan baju berwarna putih. Kondisi foto sangat baik hanya saja resolusi foto rendah.

Fatmawati

Ny. Fatmawati bergambar bersama dr kiri ke kanan (o.2) Ny. Sri Suyitno, Ellen Mandagi, Ny. Sri Sastroamidjojo & Ny. Emma (no. 6)

Ny. Fatmawati dan anggota persit

Ny. Fatmawati bergambar bersama anggota Persit di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata selesai ziarah

Kunjungan Bung Karno

Ny. Fatmawati & Bung Karno disambut amat meriah oleh rakyat Ternate

Fatmawati Remaja

Nn. Fatmawati berumur 15 th. (paling kanan ) bergambar bersama kawan2 di Bengkulu.

Fatmawati Kecil

Nn. Fatmawati berumur 5 th. (no. 3 dr kanan bertopi) bergambar bersama kawan2 di Bengkulu.

Bung Hatta dan Rahmi Rachim

Foto lawas kedua memperlihatkan Bung Hatta tengah berbicara dengan sang istri, Rahmi Rachim. Keduanya juga tampak begitu santai dan saling melempar senyum di saat sedang berbincang.

Fatmawati dan Soekarno

Foto lawas pertama tampak Ir. Soekarno tengah berbicara santai dengan sang istri, Fatmawati. Terlihat keduanya saling melempar senyuman manis satu sama lain.Bahkan, tatapan keduanya juga menjadi sorotan publik.

Momen saat Fatmawati turun dari pesawat

Momen saat Fatmawati turun dari pesawat bersama rombongannya saat itu. Fatmawati tengah berada di Bandara Schiphol untuk transit beberapa hari sebelum terbang ke London. Menurut keterangan unggahan @arsip_indonesia, foto tersebut diambil pada tahun 1966. Foto lawas tersebut diambil masih dalam kondisi gambar hitam putih.

Fatmawati saat berada di Bandara Schiphol

Momen saat Fatmawati turun dari pesawat bersama rombongannya saat itu. Fatmawati tengah berada di Bandara Schiphol untuk transit beberapa hari sebelum terbang ke London. Menurut keterangan unggahan @arsip_indonesia, foto tersebut diambil pada tahun 1966. Foto lawas tersebut diambil masih dalam kondisi gambar hitam putih.

Momen Perjalanan Fatmawati Soekarno saat Berobat Darah Tinggi

Momen saat Fatmawati turun dari pesawat bersama rombongannya saat itu. Fatmawati tengah berada di Bandara Schiphol untuk transit beberapa hari sebelum terbang ke London. Menurut keterangan unggahan @arsip_indonesia, foto tersebut diambil pada tahun 1966. Foto lawas tersebut diambil masih dalam kondisi gambar hitam putih.

Nisa, neneknya Fatmawati.

Keluarga Bung Karno di Bengkulu

Keluarga Bung Karno di Bengkulu. Bung Karno berdiri kedua dari kanan, ibu inggit duduk kedua dari kanan, Fatmah dan Ratna Djuami bersimpuh.

Fatmawati

Ibunda Siti Chadidjah (duduk no. 2) Megawati & Ny. Fatmawati bergambar bersama warga Kepresidenan Yogyakarta

Fatmawati dan Siti Chadijah

Ibu Fatmawati Soekarno bersama Ibunda Siti Chadijah.

Fatmawati

Ibu Fatmawati Soekarno bergambar bersama Guruh dan Ipah

Hassanudin ayah Fatmawati

Hassanudin (Ayahnda Fatmawati berkaca mata hitam) bergambar bersama murid HIS Muhammadiyah tahun 1935 di Bengkulu

Bung karno dan Fatmawati di Blitar

Ny. Fatmawati bersama Bung Karno menyempatkan mampir ke kediaman ibunda Ida Ayu Nyoman Rai di Blitar tahun 1946

Fatmawati

Fatmawati dan para pelajar

Fatmawati bersama siswa-siswi Sekolah Katolik Jakarta

Fatmawati menaiki becak

Nyonya Ir. Soekarno

Fatmawati bergirang hati mengenakan baju kimono

Keluarga Ibu Fatmawati

Keluarga Ibu Fatmawati

Keluarga Ibu Fatmawati

Bung Karno dan keluarga di Istana Merdeka

Fatmawati bersendagurau dengan Bung Karno & putra putri di hal Istana Merdeka Jakarta

Fatmawati

Fatmawati

Kehangatan Bung Karno bersama Ki Hadjar Dewantara

Bung Karno, Ny. Fatmawati & Ki Hadjar Dewantara terlibat percakapan

Breakfast

Bung Karno sarapan pagi didamping istri, Ibu Fatmawati

Bung Karno mendonorkan darah di PMI

Bung Karno menyumbang darah pada PMI Jakarta dari kiri Ny. Fatmawati, Mayor Sugandhi (ajudan), Satyagraha (wartawan Marhaen yang ulung)

Bung karno bersama keluarga besar

Bung Karno dan Ibu fatmawati bersama orangtua

Bung Karno bersama Fatmawati

Bung Karno bersama-sama ibu Fatmawati membeli tali ikat (dari bahan gedebah pisang) sambil bercakap-cakap dengan seorang warga

Bung Karno berkebun

Bung Karno bersama Ny. Fatmawati dibantu dua orang pembantu tahun 1944 berkebun sayur-sayur an di halaman rumah Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta

Bung Karno dengan kucing kesayanganya

Bung Karno & Ibu Fatmawati sedang memberi makan kucing-kucing peliharaannya

Soekarno dan Keluarga besarnya

Bung Karno & Ibu Fatmawati bergambar bersama ayahanda Rd. Sukemi Sosrodihardjo, ibunda Ida Ayu Nyoman Rai, Situchadijah (ibu dari Fatmawati) dan Hassabdi (ayahanda dari Fatmawati) pada th. 1943 di rumah Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta

Bung Karno pada saat pernikahan Bung Hatta Menikah

Bung Hatta dan Ibu Rachmi Hatta bergambar bersama selesai upacara nikah foto diambil dimega mendung tampak a.l ; ibunda Bung Hatta, Saleha, Bung Karno dan Ibu Fatmawati Soekarno

Keluarga Bung Karno

Bung Karno, Fatmawati dan anakanak mereka

Ulang tahun Bung Karno ke 50

peringatan 50 tahun Bung Karno

Fatmawati Soekarno

tanggal 2 februari tahun 1955 PMI pelantikan fatmawati soekarno

Ulang tahun Megawati Soekarno Putri

Ulang Tahun Megawati hadir Pak Kasur dan Bu Kasur

Bung Karno berkunjung ke Toko Buku

Kunjungan Presiden Ir. Soekarno ke toko buku peneleh pada 18 desember 1956 jam 20.00

Bung Karno dan Relawan

Soekarno berbicara dengan sejumlah sukarelawan untuk pembangunan pekerjaan pertahanan, mungkin di Jawa tahun 1944

Pemberian Honoris Causa

Sukarno, ahli sejarah, meninggalkan ruangan upacara penyematan honoris causa

Pemberian Honoris Causa

Promovendus dan promotor, mahaguru dan murid sedang berjabat tangan tanda ucapan selamat setelah upacara penggelaran selesai

Bung Karno dekat dengan rakyatnya

Pidato Bung Karno

Bung Karno sewaktu mengutjapkan pidato pertamanya tentang Pancasila pada 1 Juni 1945. Saat mana tercatat dalam sejarah sebagai saat lahirnya Pancasila sebagai falsafah Negara Republik Indonesia

Selamatan Hari Ulang Tahun Bung Karno

Perayaan Ulang tahun Bung Karno

Kedekatan Bung Karno dan Masyarakat

Presiden Ir. Soekarno di ruang stasiun gubeng Surabaya pada tanggal 22 mei 1952, disambut hangat oleh masyarakat surabaya

Bung Karno dan Perdana menteri Nehru

Presiden Soekarno dan PM Nehru tiba di Kota Surabaya pada tahun 1950

Bung Karno berbincang dengan masyarakat

Kedekatan Bung Karno dengan Rakyat indonesia sembari meminum kopi

Perayaan ulang tahun Bung karno ke 50 Th di istana Negara

Foto bersama saat perayaan ulang tahun Bung karno ke 50Th di istana dengan beberapa anggota keluarga serta kerabat

Bung Karno dan Staff Kepresidenan

Foto bersama dengan seluruh staff Istana dan Sekertariat Negara pada saat ulang tahun Bung Karno

Bung Karno dan Keluarga

Dari kiri Megawati, Guruh, pengasuh, Rahmawati dan Sumawati

Anak Bung Karno sedang belajar musik

Megawati, Guntur Sukarno Putri anak dari Bung Karno bermain grand piano

Anak the kos

Anak the kos

Soekarno

1. Pengasingan Ir. Soekarno diawali dengan pertemuan politik di rumah Muhammad Husni Thamrin di Jakarta, pada tanggal 1 Agustus 1933. Ir. Soekarno ditangkap oleh seorang Komisaris Polisi ketika ke luar dari rumah Muhammad Husni Thamrin dan kemudian dipenjarakan selama delapan bulan tanpa proses pengadilan.2. Pada tanggal 28 Desember 1933, Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Ir. Soekarno (saat itu berusia 32 tahun) ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ir. Soekarno diasingkan atau dibuang ke Ende karena kegiatan politiknya membahayakan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.Ir. Soekarno dan keluarganya bertolak dari Surabaya menuju Flores dengan kapal barang KM van Riebeeck.3. Setelah berlayar selama delapan hari, mereka tiba di Pelabuhan Ende dan langsung melaporkan kedatangannya ke kantor polisi. Mereka lalu dibawa ke rumah pengasingan yang terletak di Kampung Ambugaga, Kelurahan Kotaraja. Di rumah pengasingan inilah Ir. Soekarno berserta istrinya, Inggit Garnasih; mertuanya, Ibu Amsi; dan kedua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika menghabiskan waktu mereka selama empat tahun. 4. Ir. Soekarno dan keluarganya menempati rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru.Selama di Ende dari tahun 1934-1938 salah satu hal yang paling penting adalah ketika Ir. Soekarno di tengah keterasingannya di bawah pohon sukun, sebagai salah satu tempat beliau menggali pemikiran tentang dasar Negara yang kemudian dirumuskan oleh Panitia Sembilan menjadi Pancasila pada tahun 1945.Pada tanggal 18 Oktober 1938 (tepat empat tahun, sembilan bulan dan empat hari). 5. Ir. Soekarno dipindah dari Ende ke Bengkulu.Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1951, Ir. Soekarno (saat itu sudah menjadi Presiden Republik Indonesia) mengunjungi Ende untuk pertama kalinya. Beliau bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyatakan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum. Pada kesempatan kunjungan kedua tahun 1954, Ir. Soekarno meresmikan rumah itu sebagai “Rumah Museum” pada tanggal 16 Mei 1954.

Soekarno

Bung Karno diapit oleh Pater G. Huytink, SVD (paling kiri) dan Pater A. Thijssen, SVD (kanan) ketika Bung Karno berkunjung ke Ende sebagai Presiden RI tahun 1950. (Repro HIDUP)

Soekarno

Dari tulisan J Pamudji Suptandar yang berjudul Rumah Tahanan Bung Karno di Ende, di buku Kisah Istimewa Bung Karno, diceritakan Bung Karno mengisi waktunya dengan berbagai macam kesibukan untuk menekan kesepian dan keasingan karena hidup jauh dari temen-temen seperjuangannya. Bung Karno membina grup sandiwara tonil dengan nama Klub Tonil Kalimutu, yang diambil dari nama danau yang tidak jauh dari Ende. Sedikitnya ada 13 naskah tonil yang dibuat Bung Karno di Ende, yakni Dokter Setan, Rendo, Rahasia Kelimutu, Jula Gubi, Kut Kutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, Nggera Ende, Amoek, Rahasia Kelimutu II, Sang Hai Rumba, dan 1945. Tema tonil diangkat dari cerita rakyat didukung tarian adat. Selain itu tonil juga dimainkan untuk membangkitkan semangat membebaskan Indonesia dari belenggu penjajah.

Soekarno

Setelah penyerahan kedaulatan RI, dubes serikat, Marle Cochran menyenggarakan surat-surat kepercayaan kepada presiden Soekarno di Istana Merdeka Jakarta, 30 Desember 1949.

Bung Karno

Pada tahun 1955 aku menunaikan ibadah haji ke Mekah. OLeh karena tugas itu kulakukan bertepatan pada hari Jumat hari suci orang islam, maka aku mendapat gelar H. Akbar. Disini aku mengenakan pakaian ichrom dalam kemah di Arafah.

Soekarno

Tak bermahkota tapi tetap disegani.

Soekarno

Setelah beberapa minggu di Parapat, mereka dihubungi oleh pihak Belanda. Perdana Menteri Belanda Willem Dress menyatakan ingin berbicara dengan pemimpin Republik Indonesia. Namun, Dress hanya mau berbicara dengan Sjahrir, bukan dengan Sukarno selaku Presiden RI saat itu. Sjahrir menyetujui permintaan itu. Tetapi Bung Karno menolak tegas. Saya menentang sama sekali siasat ini. Lagi-lagi berunding dalam kedudukan sebagai tawanan, kata Bung Karno mengingatkan Sjahrir. Tetapi Sjahrir bergeming. Dia tetap berangkat ke Jakarta. Ia berjanji hanya seminggu di Jakarta. Sementara Bung Karno dan Haji Agus Salim tetap mendekam di pengasingan di Parapat. Dan Sjahrir akhirnya tidak pernah kembali ke Parapat. Dia tidak pernah kembali. Dia tidak pernah melaporkannya kepadaku, keluh Bung Karno. Akhir Januari 1949, Bung Karno dan Haji Agus Salim dipindahkan ke Pulau Bangka. Keduanya menumpangi pesawat Catalina dan mendarat di rawa-rawa di Pulau Bangka. Di Bangka Bung Karno dan Haji Agus Salim berkumpul dengan pemimpin Republik yang lain, seperti Bung Hatta dan Ali Sastroamidjojo.

Soekarno

Presiden RI pertama Soekarno sempat merasakan menjadi tahanan politik bersama Haji Agus Salim. Semasa Agresi Militer Belanda II, keduanya diasingkan di kawasan Sumatera Utara hingga nyaris dibunuh.

Sukarno bersama Agus Salim dan Tentara Belanda Saat Akan diasingkan Ke Sumatera Utara

Sukarno melukiskan rumah pengasingannya di Parapat sebagai tempat peristirahatan yang indah tapi tidak mudah dijangkau.“Rumah itu di tiga sisinya dikelilingi air. Bagian belakang rumah berupa tanah darat, yang dapat dicapai melalui jalan berkelok-kelok,” kata Sukarno dalam otobiografinya, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams.Tidak sembarang orang dapat menemui mereka di rumah pengasingan itu. Namun, Josef Sitindaon, penghulu Negara Sumatera Timur, telah dikenal oleh tentara Belanda. Sebagian pengawal rumah pengasingan itu adalah kenalan baik dan sanak keluarganya. Dia diperbolehkan berkunjung untuk mengantarkan majalah.Dalam Memori Sejarah Gerilla, C. Marbun, mantan wakil komandan/kepala staf daerah militer Sumatera Timur-Tengah, mencatat bahwa menurut Josef, Sutan Sjahrir-lah yang sering bebas bergerak, berjalan-jalan di pekarangan memandangi indahnya Danau Toba.

Soekarno

Bung Karno menjelang diterbangkan dari Maguwo ke Prapat oleh tentara Belanda

Soekarno

Sutan Sjahrir, Sukarno, dan Haji Agus Salim bersiap-siap dipindahkan ke Parapat, pada 1 Januari 1949. Foto:

Soekarno

Foto Ir. Soekarno dan keluarga di Rumah Pengasingan di Ende, Flores, NTT.

Soekarno

Foto: Ir. Soekarno bersama Ibu Inggit di Ende

Soekarno

Foto Ir. Soekarno dan keluarga di Rumah Pengasingan di Ende, Flores, NTT.

Soekarno

Sukarno ketika diasingkan di Bengkulu pada 1939. Dia kemudian dibawa Belanda ke Padang. Foto: repro Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Soekarno

Sejarah mencatat, kisah heroik perjuangan Proklamator Soekarno atau Bung Karno di masa kolonial Belanda, tak bisa dilepaskan dari Kota Parapat, Simalungun, Sumatra Utara (Sumut).Parapat yang kini dikenal sebagai ikon wisata Danau Toba, pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Pertama RI, pada 4 Januari 1949.

Soekarno

Bung Karno - Pria dengan banyak wajah.

Soekarno

Foto terakhir Bung Karno yang didokumentasikan oleh Guruh Soekarno Putra pada tanggal 6 Juni 1970 di Wisma Yaso Gatot Subroto, Jakarta.

Soekarno

Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia karena Jepang menetapkan 'status quo' di Indonesia menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda, seperti contohnya peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris menjadi penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia. Pada awalnya, Indonesia dan Belanda diajak untuk berunding di Hoge Veluwe yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-15 April 1946, tetapi perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra dan Madura, tetapi Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja

Soekarno

Ir. Soekarno, Prof. Schermerhirn, Lord Killearn, Moh. Hatta dalam perpanjian linggarjati di Cirebon, 11-12 Nopember 1946.

Soekarno

Dalam rangka pendekatan yang dilakukan sekutu terhadap RI untuk memudahkan pelaksanaan tugas di Indonesia tanbggal 23 oktober 1945, presiden Soekarno dan Letjen Christison mengadakan pertemuan di jakarta. Hal mana secara tidak langsung mengakui eksistensi pemerintahan RI.

Soekarno

Menyambut mendiang presiden Soekarno ketika beliau mengadakan kunjungan ke Pakistan, paling kiri adalah mendiang menlu Zulfiqar Ali Bhuto, 20 September 1964

Soekarno

Presiden Soekarno bersama dengan Choestsjev

Soekarno

Emir Faisal Ibnu Abdul Aziz Al Saud menyambut kedatangan presiden Soekarno dalam acara kenegaraan ke saudi arabia

Soekarno

Presiden Soekarno didampingi perdana menteri denmark, H.C. Hansen memeriksa barisan pasukan kehormatan saat kunjungan Presiden Soekarno ke Denmark tahun 1963.

Soekarno

Presiden Soekarno bersama Presiden Eisenhower dan Mamie Eisenhower pada jamuan makan malam untuk menghormati kunjungan Presiden Soekarno, mei 1956.

Soekarno

KTT I GNB tanggal 1-6 September 1961 di Beogard, Yugoslavia. Presiden RI Ir. Soekarno dan Presiden Tunisia Habib Bourguiba (tengah) sewaktu istirahat sidang.

Soekarno

Presiden Soekarno bersama PM Tage Erlander dan Ny. Erlander, 3 Mei 1959.

Soekarno

Presiden Soekarno berkesempatan meninjau Mausoleum Lenin, di Kremlin tahun 1956.

Soekarno

Australian Relations rith Indonesia. Three Nations Good Offices Commitee 1946 - 1950. Good Offices Commitee Make Working visit to Surakarta (solo) and visit the Kraton at Solo, etc june 1948.

Soekarno

Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta

Soekarno

Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta

Soekarno

Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta

Soekarno

Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta

Soekarno

Acara pernikahan putra Bung Karno Guntur Soekarno Putra di jalan sriwijaya No 26, Kebayoran Baru Jakarta

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Thuis aan het werk (Bekerja di rumah) (Sumber : Soekarno Tabeh, 1967:120)

Soekarno

Soekarno

Man met vele gezichten (Pria dengan banyak wajah) (Sumber : Soekarno Tabeh, 1967:130)

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Soekarno

Bung Karno bersama keluarga, sebelah kanan guntur, kiri rahmawati, megawati di pangkuan ibu fatmawati, sukmawati.

Soekarno

Bung Karno dan Kakak Kandungnya Ibu Wardoyo dalam acara pernikahan Rahmawati tahun 1969.

Soekarno

Presiden Soekarno bersama keluarga tahun 1952, dari kiri ke kanan: Guntur, megawati, Rachmawati (berdiri). Presiden Soekarno, Sukmawati (berdiri), Ibu Fatmawati, Guruh Irianto (digendong).

Soekarno

Bung Karno, Ibu Fatmawati dan Guntur

Soekarno

Setiap ada kesempatan aku selalu mengunjungi ibuku tercinta, Ida Ayu Nyoman Rai, di Blitar. Beliaulah yang meramalkan bahwa aku akan menjadi pemimpin Bangsa Indonesia

Soekarno

Bung Karno bersama Ibu Fatmawati dan putra-putri

Soekarno

sebagai murid sekolah dasar duduk paling kanan di sebuah bendi. Foto ini jelas menggambarkan Soekarno bukanlah anak miskin yang bagaikan tokoh gembel dalam buku David Copperfield karya klasik Charles Dickens sebagaimana diceritakan soekarno kepada penulis otobiografinya Cindy AdamSalah satu foto langka Soekarno

Soekarno

Foto PNI : Tahun 1927 aku mendirikan PNI di antaranya bersana Dr. Samsi dan Mr. Iskaq. (Sumber : Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Edisi Revisi karya Cindy Adams, 2007 : 389)

Soekarno

Tahun 1927 aku mendirikan PNI diantaranya bersama Dr. Samsi dan Mr. Isqak

Soekarno

Presiden RIS, Soekarno tanggal 28 Desember 1949 tiba di Jakarta dari Yogyakarta untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai presiden RIS. Di lapangan terbang kemayoran Presiden Disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kolonel T.B. SImatupang dan Daan Jahja

Biografi Sukarno

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.